LaMDA Dan Sejarah Perkembangannya

0 Comments
Home
Artikel
LaMDA Dan Sejarah Perkembangannya
LaMDA (Language Model for Dialogue Applications) yang dikembangkan oleh Google, serta sejarah pengembangannya.

Apa itu LaMDA?
LaMDA adalah model bahasa besar (LLM) dari Google yang dirancang khusus untuk menghasilkan dialog yang alami dan mengalir. Tujuannya adalah untuk memahami nuansa percakapan, mempertahankan konteks, dan memberikan respons yang relevan, menarik, dan mirip manusia.

Fitur Utama:
  • Pemahaman Konteks: Mampu mengingat informasi dari percakapan sebelumnya.
  • Keterseragaman (Sensibleness): Menghasilkan respons yang masuk akal dan tidak kontradiktif.
  • Kekhususan (Specificity): Memberikan respons yang spesifik dan relevan.
  • Menarik (Interestingness): Membuat percakapan lebih menarik dengan informasi tambahan atau pertanyaan cerdas.
  • Generasi Respons Terbuka: Berpartisipasi dalam percakapan tanpa jawaban tunggal yang "benar".
  • Kemampuan Multi-turn: Berinteraksi dalam banyak giliran percakapan.
LaMDA dibangun di atas arsitektur Transformer dengan pendekatan decoder-only, dilatih pada korpus teks dan dialog yang sangat besar (1,56 triliun kata). Model ini kemudian disempurnakan (fine-tuned) untuk memastikan respons yang memenuhi kriteria sensibleness, interestingness, dan safety. Google menggunakan sembilan metrik kinerja utama, termasuk groundedness dan informativeness, dan bahkan mengintegrasikan sistem simbolik serta kemampuan "retrieval-augmented" untuk meningkatkan akurasi faktual.

Sejarah Pengembangan LaMDA
Akar LaMDA: Proyek Meena (2020): LaMDA berawal dari Meena, chatbot bertenaga jaringan saraf yang diperkenalkan Google pada Januari 2020. Meskipun diklaim unggul, Meena tidak dirilis ke publik karena kekhawatiran etika dan keamanan AI Google. Meena kemudian diubah namanya menjadi LaMDA.

Pengumuman Generasi Pertama LaMDA (Google I/O 2021): Google secara resmi memperkenalkan LaMDA generasi pertama pada Mei 2021. Model ini dibangun di atas arsitektur Transformer dan dilatih khusus untuk dialog alami.

Evolusi ke Generasi Kedua LaMDA (Google I/O 2022): Pada Mei 2022, Google memperkenalkan LaMDA 2, versi yang disempurnakan dengan basis pengetahuan yang lebih luas dan kemampuan meniru interaksi manusia yang lebih baik. Bersamaan dengan ini, diluncurkan AI Test Kitchen, sebuah aplikasi untuk mendemonstrasikan kemampuan LaMDA secara terkontrol.

Kontroversi Sentience (Juni 2022): LaMDA menjadi sorotan ketika insinyur Google Blake Lemoine mengklaim model tersebut telah mencapai "kesadaran". Google dan komunitas ilmiah membantah klaim ini, menyatakan bahwa LaMDA adalah program canggih tanpa kesadaran sejati. Insiden ini memperkuat pendekatan hati-hati Google dalam rilis AI.

Warisan dan Aplikasi (2023 dan Seterusnya): Meskipun LaMDA tidak lagi menjadi produk mandiri, teknologinya menjadi fondasi penting bagi inisiatif AI Google yang lebih baru:

Bard (kini Gemini): Pada Februari 2023, Google mengumumkan Bard (sekarang di-rebrand menjadi Gemini), chatbot AI percakapan yang awalnya didukung oleh LaMDA, sebagai respons terhadap popularitas ChatGPT.

Generative Language API: Google juga membuka API berbasis LaMDA untuk pengembang pihak ketiga pada Maret 2023.

Penerus LaMDA: LaMDA adalah bagian dari keluarga model bahasa besar Google yang terus berkembang, dengan Gemini sebagai penerus LaMDA dan PaLM 2, yang merupakan model multimodal yang lebih canggih.

Secara keseluruhan, LaMDA adalah tonggak penting dalam pengembangan AI percakapan Google, meletakkan dasar bagi interaksi manusia-mesin yang lebih alami dan canggih, serta menjadi fondasi bagi model AI Google yang lebih baru dan kuat.

No comments

Please comment politely and constructively